Selasa, 13 September 2011

THE IMAGINARIUM OF IVAN V: GERMASI SYNDROME!

Hidup Mahasiswa!!!

Hidup Rakyat Indonesia!!!

Kalimat yang disuarakan dengan lantang dan penuh semangat itu adalah benar sebagai pemicu membaranya kobaran api dan membakari gairah heroik serta paham keidealisan mahasiswa yang menjadi relfleksi atas kemuakan dan rasa frustasi bangsa Indonesia dikarenakan rentetan catatan sejarah dengan cerita penuh kegagalan negeri ini dalam mensejahterakan kehidupannya. Mari bangkit Indonesia, kita merdekakan diri sekali lagi! Merdeka dari kesengsaraan dan keterpurukan!

Hidup Mahasiswa!!!
Hidup Rakyat Indonesia!!!

Majulah Mahasiswa, Majulah generaasi bangsa yang masih muda! Lawan tu koruptor, lawan tu pejabat negara yang suka semena-mena.

Biar saya disini aja, nulis dulu… ntar saya nyusul deh... hahaha





***

Beberapa bulan belakangan ini, saya seperti disihir menjadi seorang yang sangat serius. Bukan berarti dibeberapa masa yang lalu saya ini adalah seorang komedian, tapi sekarang saya cuma merasa agak sedikit kaku. Indikasinya adalah beberapa tulisan terakhir saya di blog yang mengalami perubahan mendasar. Jika beberapa tulisan awal saya rasa kesannya fresh dan menyenangkan, beberapa tulisan hingga postingan terakhir kini tlah menjadi tulisan yang sangat serius dan penuh dengan rumitnya sistem pemikiran.

Ada teman yang mengaku rindu dengan postingan tulisan baru saya di blog yang dengan sedikit ejekan dia mengatakan saya ini gak update banget sebagai blogger. Setelah saya dengar pengakuan itu kemudian saya dengar beberapa pengakuan lagi, disamping terharu dan merasa bangga bercampur ke “GR” an karena merasa ganteng pintar, saya akhirnya menyadari bahwa sebenarnya saya juga punya banyak penggemar sahabat yang senantiasa ingin membaca karya-karya saya, hahaha!

Menyikapi hal itu, saya akhirnya memutuskan untuk meluangkan waktu kembali menatapi layar terang dan membuat jemari lentik saya menari diatas thoots keyboard. Kembali ke Laptop! DAN MENULIS!!!!!!!!!!!!!!!!!! HOREEEEE!!!!!!!!!!!!

Tapi jujur, saya lagi blank sekarang, bingung mau nulis apa. Makanya saya putuskan aja, saya akan menulis reply dari e-mail yang masuk dari teman-teman yang peduli untuk bertanya.

SPF                                 :
 Kemana aja Ivan? Kok gak pernah lagi buat tulisan di blog? 

Gak kemana-mana kok. Saya masih tetap berada di Sibolga meski beraktifitas tak seperti biasanya. Semenjak libur semester awal Juli lalu, saya mengisi keseharian dengan meningkatkan proses kerja dan kembali menekuni sosialisasi dalam wadah organisasi.

Sebenarnya bukan gak pernah buat tulisan lagi ya, saya tetap menulis kok! Saya merasakan banyak suara aneh di kepala saya klo berhenti menulis dalam jangka waktu tertentu! Cuma saja beberapa judul terakhir dari tulisan saya terkesan sangat serius menjurus kearah kritikan dan harapan untuk Indonesia di masa depan. Saya sudah semakin Hobi pada dunia politik dan pemerintahan.



Sekalian juga alasannya, saya malas postingin tu tulisan ke Blog, karena udah ada di koran METRO dan Blognya. Hahaha


Stylenya Ivan sekarang, lengkap dengan almamater dan hobi turun ke jalan
hehe
RRS :


Organisasi? 
Politik dan Pemerintahan? 
Kritik dan Harapan?
Maksudnya apa tu Van?

Berorganisasi itu bukanlah hal yang baru sih, cuma yang bikin ini beda karena ada unsur keidealisan dan nilai-nilai yang memberhargakan jati diri.






Politik dan Pemerintahan adalah mayoritas menjadi domain kerja dan penerawangan pikiran saya saat ini. Saya mengambil posisi sebagai kritikus dan motivator di dalam ceritanya! Sehh, Gaya! Hehe



GERMASI Foto bareng dengan Walikota dan mengukuhkan diri sebagai mitra kritik pemerintahan Kota Sibolga.      Bersama dengan para pemuda, bahu membahu memperjuangkan masyarakat


SBEP                              : Organisasi apa sih?


GERMASI namanya. Gerakan Mahasiswa Sibolga – Indonesia



Hadirnya organisasi ini katanya dikarenakan keinginan sekumpulan pemuda menjawab tantangan besar di era democrazy (Demokrasi) ini beserta carut marutnya mental, moral dan pola fikir kebanyakan manusia yang berwarga negara Indonesia. Tantangan yang dimaksud adalah seberapa mampukah pemuda Indonesia khususnya daerah Kota Sibolga bersikap ingin benar-benar merdeka serta bangkit dari kerumitan yang menjamuri segala aspek kehidupan? Tentu saja jika sikap yang benar-benar ingin merdeka (Hak terpenuhi dan kewajiban pun ikhlas dijalani) itu ada, maka hal itu jelas bermula dari kepedulian sosial dan empati setiap individu yang merasa senasib sepenanggungan. Jika kekuatan awal dari kesadaran itu terpenuhi, sekuat apa pun tirani kekuasaan, rakyat pasti akan menang. Dan GERMASI pun terlahir untuk mengajak dan mengaktualisasikan hal itu. Karena saya merasa saya ini pemuda Indonesia dan apalagi adalah seorang mahasiswa yang membawa nilai-nilai lebih jiwa kemahasiswaan, saya langsung merasa berkewajiban untuk ikut serta mengambil peran, dan langkah awalnya adalah saya menumbuhkan cinta pada gerakan ini di hati dan pemikiran setiap harinya.

 “cinta yang satunya lagi bukan dicuekin loh, jangan marah. Begitulah resikonya pacaran dengan demonstran”.
 wkwkwk. Peace! I still Love U!



Ketua Departemen Wilayah Sibolga dan Ketua Umum PB. GERMASI diabadikan dibawah teriknya sengatan matahari. wkwkwkw


Mengubah Indonesia? Mungkin!
Tapi tak instan. Kita butuh proses.

Hah, sebelum kamu menyimpan sebuah kesimpulan yang mengatakan cita-cita GERMASI itu akan berujung sia-sia. Maka saya akan berkata, jika ada usaha maka akan ada hasil walaupun itu sedikit! Jadi, kita juga realistis! gak sanggup merubah satu Indonesia pada saat ini, kita benahi dulu daerah kita yang notabene adalah bagian dari Indonesia itu sendiri.

*Tuh kan, saya jadi serius lagi! Huuufft! Kebiasaan orasi sih… hahaha
GERMASI on Ratas I







Penasaran ya ama GERMASI? Yang bilang gak saya sumpain miskin! hehe ! Di postingan berikutnya Insya Allah, saya akan bercerita tentang kegiatan GERMASI selama bulan Ramadhan dan Lebaran.

Thanx for enjoying my new post, Hehehe.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika pembaca ingin memberikan komentar tapi belum mempunyai akun google, silahkan mengomentari dengan profile "Anonymous"... dengan ketentuan menulis "e-mail" anda sebelum menulis komentar! Thanx