Cerita ini bermula saat saya kembali bertemu dengan musuh bebuyutan kakak kelas saya Syamsul Pasaribu di situs jejaring sosial, facebook. Beberapa kali chatting yang diisi dengan saling tukar fikiran, akhirnya dia menawarkan agar saya menulis dengan serius dan tulisan itu diterbitkan di koran, alasannya dia yakin aja tulisan saya bakalan diterima setelah dia membaca beberapa postingan tulisan saya di awal (tulisan yang rada aneh itu). Karena saya merasa berbakat, yah rekomendasi dia saya ikuti dan akhirnya memang keterusan jadi penulis di media cetak.
Gak sekedar hanya sampai cerita menulis, bobot pembicaraan kami meningkat ke arah perpolitikan dan tingkah oknum dalam pemerintahan. Hingga akhirnya, si Presiden BEM IKOPIN Bandung itu mengenalkan saya dengan sebuah organisasi mahasiswa yang membawa nama daerah (Sibolga), GERMASI (Gerakan Mahasiswa Sibolga - Indonesia). Awalnya saya sempat ragu dan seledik-menenyelidik tentang latar belakang pergerakan ini, hingga akhirnya saya merasa sepaham dengan pola fikir organisasi yang dibentuknya bersama Andi Joshua (Sekjen Germasi) itu. Saya juga menerima tugas untuk ikut berpartisipasi mengenalkan Germasi di media massa dengan tulisan-tulisan saya yang ternyata kami berhasil! Ada banyak masyarakat, teman, guru dan dosen yang mensupport saya. Saya pun semakin serius menekunkan diri untuk berpikir kritis dan tetap idealis!
Setelah saya menjalani aktifitas keseharian dengan identitas aktifis GERMASI, memang terasa ada yang kurang. Saya seolah hanya sendiri di Sibolga ini yang memikirkan tentang GERMASI yang notabene berpusat di Bandung dan personalianya menyebar dari Sabang sampai Merauke alias gak ada yang ngumpul di satu titik. Saya pun dengan sabar menunggu momen kapan kami bisa berkumpul.
Pada akhir Juli, tepatnya sehari sebelum memasuki bulan Suci Ramadhan, akhirnya rapat terbatas (ratas) pertama GERMASI diadakan dan itulah pertama kali kami bersosialisasi, berkenalan satu sama lain yang kebanyakan ternyata sudah dikenal. Hahaha
Rapat yang membicarakan mengenai latar belakang dan sejarah terbentuknya GERMASI itu kemudian menghasilkan satu wacana tentang kegiatan anak GERMASI selama bulan Ramadhan. Berbeda dengan remaja masjid yang beramal dan mencari pahala tuk menjalankan zakat atau santunan, GERMASI punya ide yang lebih unik. GERMASI menyepakati kegiatan survey langsung ke masyarakat bertemakan 1 Tahun kepemimpinan Walikota Sibolga. GERMASI ingin mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemimpinnya tersebut di tahun pertama. Lingkar Survey Germasi pun di bentuk dengan Direktur Tolok Riki Hardinanto dan seorang Sekretaris Jendral yang ganteng.
Survey pun dilakukan, dan kami terjun langsung mengunjungi Masyarakat yang menjadi sampel. 1000 Kuisioner disebar mewakili 10 Profesi. Awalnya kami gak yakin akan sanggup menjalani tugas berat ini, apalagi ini dilakukan sambil menjalan ibadah puasa Ramadhan. Berjuang melawan dahaga, lapar dan terutama amarah serta rasa lelah pun menjadi tekad jihad kami dalam aksi ini.
Day 1 : 08.08.11
Kuisioner Ibu Rumah Tangga dan Masyarakat secara umum
Kuisioner Ibu Rumah Tangga dan Masyarakat secara umum
Karena memang hari ini adalah perdana. Jadi banyak hal yang harus kami hadapi dan pelajari! Hari ini kami turun dengan membawa armada sebanyak 20 , 15 sebenarnya 7 orang. Hehhe
Capeeeeek banget! Sumpah. Teman saya Widya (Dept.Wil Aceh GERMASI) mengatakan, seperti patah tulang karena harus berjalan dengan perut kosong selama 4 Jam. Huuuft, saya ngingatnya aja dah terasa lagi capeknya.
Day 2 : 10.08.11
Kuisioner Tukang Becak dan Supir Angkot
Kuisioner Tukang Becak dan Supir Angkot
Lebih capek dari yang pertama, Kami bersosialisasi dengan mereka (Tukang Becak dan Supir Angkot) berteman teriknya sengatan matahari di tengah-tengah kerumunan manusia yang memadati Terminal Sibolga.
Semangat dan keceriaan kami adalah obat penenang stres di saat itu, dan kami sadari apa yang kami lakukan ini adalah sebuah kebaikan yang dijalani dengan hati yang yakin itu tulus.
Komentar pilihan di hari itu adalah kalimat rekan saya Intan (DeptSos GERMASI) dia bilang dah jatuh hati pada si tukang becak yang berkeluh kesah dengan nasibnya yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah kota. *Ups, ada yang marah! eh ada yang cemburu juga… Peace. Hehehe
Day 3 : 11.08.11
Kuisioner Pemuda dan Pedagang kaki lima
Kuisioner Pemuda dan Pedagang kaki lima
Yang paling gampang dan cepat selesai serta ngerjainnya gak terlalu capek-capek amat adalah kategori pemuda. Sehari aja udah cukup untuk mendapatkan 100 Sampel dan setangah dari jumlah itu kami dapati di satu titik, Simare-mare (Kawasan yang dijadikan tempat penyelenggaraan Ramadhan Fair Kota Sibolga). Rekan saya Dedek Iskandar (Bukan siapa-siapa GERMASI) menanggapi kinerja kami bersama yang mensurvey sekaligus mengakrabkan diri dengan pemuda akan berbuah positif di masa depan karena banyak sedikitnya mereka melihat kegiatan GERMASI ini dan akan tertarik karena penasaran mencoba bergabung. I hope so. Aamiin.
Berbeda dengan pemuda, esok harinya kami kembali berbaur dengan komunitas penghuni pasar saat ingin bersentuhan langsung dengan para pedagang kaki lima. Ada cerita lucu disini, disamping memang memprihatinkan. Ternyata hampir seluruh pedagang di pasar ini yang kami mintai keterangan mengaku adalah pendukung fanatik Walikota terpilih untuk Sibolga, Bapak Syarfi Hutauruk. Seluruhnya sepakat mengeluh dan kecewa terhadap sikap beliau yang jauh dari harapan dan terwujudnya janji-janji yang mereka dambakan. Kalo ditanya komentar Istimewa pada hari itu, saya dan rekan-rekan sepakat mengingat kalimat salah satu responden kami yaitu Ompung Batubara si penjual sayur yang dengan suara lantang berkata: “Anak-anak naik keatas! Karena di situ banyak teman-teman ompung yang senasib sependeritaan!”. Ternyata bukan hanya kompak di Pilkada, mereka juga kompak mengalami derita. Ckckck.
Day 4 : 14.08.11
Nelayan dan Pedagang Ikan
Nelayan dan Pedagang Ikan
Yang paling seru dan paling berkesan adalah saat GERMASI melakukan survey ke kategori ini. Hari itu cuma ada kami bertiga yang berkesempatan turun tuk survey. Akhirnya kami memutuskan untuk menhunjungi tangkahan untuk berbincang-bincang dengan para nelayan dan penjual ikan. Awalnya kuisioner kami laris manis dengan jawaban yang meyakinkan hingga akhirnya kami bertemu dengan seorang bapak yang setengah tua dan berpikiran miris. Dia melucuti kami dengan praduga tanpa alasan dan menyalahkan kegiatan ini. Ironisnya, kami malah sudah terjebak dalam satu tempat yang diramaikan dengan para pedagang ikan dan nelayan yang penasaran dengan debat kami dengan si bapak tadi. Dan langkah tepatnya adalah mengeluarkan skill beretorika serta jurus-jurus cerdas mematahkan serangan dari mereka dan memanfaatkan serangan itu untuk keuntungan kita. Dan alhamdulillah, semua beres dengan membawa hasil kerja yang memuaskan. Mereka isi kuisionernya dan akhirnya mendukung GERMASI.
Day 5 : 17.08.11
PNS dan TNI/POLRI
PNS dan TNI/POLRI
Cerita ini, sudah GERMASI sepakati bersifat RAHASIA
GERMASI AKSI!!!
Akhirnya operasi survey selama 2 Minggu itu rampung dan memperoleh data yang bisa digunakan untuk mengukur kepuasan publik menilai kinerja pemerintah Walikota di tahun pertamanya, setelah di rumuskan bersama akhirnya survey menyimpulkan estimasi tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Walikota dan Wakil Walikota Sibolga ialah ternyatakan Puas dengan 38,65%. Sementara 51,47% menyatakan Tidak Puas dan 9,88% responden menyatakan Tidak Tahu dan tak mau tahu.
GERMASI pun turun aksi dengan backsound lagu Buruh Tani Mahasiswa yang berkesan dan menyentuh. Kami meneriaki para pemimpin ini di tengah terik matahari dan dalam lapar dahaga karena tetap menjalankan ibadah puasa. Ada yang bilang itu kontroversi, karena memicu keributan dan pertentangan di bulan ramadhan yang seharusnya umat muslim beribadah dengan damai dan tenang. Tapi bagi GERMASI dan rakyat yang mengetahui, aksi ini adalah bukan untuk meributkan suasana, tapi hanya sekedar pemberitahuan dan permohonan kepada pemerintah agar hak-hak rakyat terpenuhi dengan baik! Jangankan aksi, usaha membela hak pun dilakukan Rasulullah saat melawan kaum kafir dengan jalan Perang (saling bunuh) di Bulan Ramadhan. Insya Allah, kalau niatnya baik, akan menghasilkan kebaikan pula itu prinsip GERMASI.
Seperti janji GERMASI kepada masyarakat, bahwa segala yang telah mereka keluh kesahkan akan di sampaikan ke Walikota. GERMASI menggelar aksi di depan kantor Walikota Sibolga dan memberitakan hasil survey itu ke media massa.
GERMASI pun turun aksi dengan backsound lagu Buruh Tani Mahasiswa yang berkesan dan menyentuh. Kami meneriaki para pemimpin ini di tengah terik matahari dan dalam lapar dahaga karena tetap menjalankan ibadah puasa. Ada yang bilang itu kontroversi, karena memicu keributan dan pertentangan di bulan ramadhan yang seharusnya umat muslim beribadah dengan damai dan tenang. Tapi bagi GERMASI dan rakyat yang mengetahui, aksi ini adalah bukan untuk meributkan suasana, tapi hanya sekedar pemberitahuan dan permohonan kepada pemerintah agar hak-hak rakyat terpenuhi dengan baik! Jangankan aksi, usaha membela hak pun dilakukan Rasulullah saat melawan kaum kafir dengan jalan Perang (saling bunuh) di Bulan Ramadhan. Insya Allah, kalau niatnya baik, akan menghasilkan kebaikan pula itu prinsip GERMASI.
Komentar pilihan hari ini adalah dari rekan saya Seftian Eko Pranata, dia bilang "Haus banget, batalin puasa yuk!". Untunglah gak jadi, kerna imannya terlalu kuat tuk di goda setan. Hehehe....
DAY 7 : 28.08.11
BUKA BARENG ANAK GERMASI
BUKA BARENG ANAK GERMASI
Hujan mengguyur di sore itu, tepat di hari dimana GERMASI telah merencanakan agenda buka puasa bersama. Tapi? Sejak kapan hujan jadi penghalang? Germasi pantang terhalang kalo bukan tuhan yang melarang. Hehehe
Ada Syamsul Pasaribu, Mirwan, Septri, Kabri, Riki, Saya, Erwin, Widya, Nelly, Nisa, Iwan, (Ehm..) Poppy, Zainal, Sukriadi, pacarnya Sukriadi (dua duanya BON. Hehehe)
DAY 8 : 31.08.11
LEBARAN ALA GERMASI
LEBARAN ALA GERMASI
Hari kemenangan tiba. Idul Fitri 1434 H pun menghadirkan cerita manis tentang kebersamaan langka buat anak-anak GERMASI yang jarang-jarang ngumpul. Agenda silaturrahmi GERMASI dilaksanakan dengan baik dan kenyang. Hehehe. Banyak yang berat badannya bertambah karena menyantap menu makanan lebaran yang didapat dari rumah-rumah para tokoh di Kota Sibolga. Hahaha.
Well, itulah sepenggal kisah selama Agustus hingga awal September. Kegiatan Germasi perdana yang dilakukan bersama-sama. Seru, haru, lapar dan dahaga (Loh?), serta rasa kebersamaan pun terjalin sudah. Semangat pemuda, semangat mahasiswa, semangat Indonesia, berada dalam semangat Germasi di Sibolga dan meluas ke seluruh pelosok negara Indonesia!
Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika pembaca ingin memberikan komentar tapi belum mempunyai akun google, silahkan mengomentari dengan profile "Anonymous"... dengan ketentuan menulis "e-mail" anda sebelum menulis komentar! Thanx