Hidup Mahasiswa!!!
Seruan itu semarak, menghentak dan sangat kompak. Teriakan pun bersambut saat seluruh semangat yang mengkristal menjadi energi yang sangat kuat dan bermahadaya. Dari sudut kegamanganku dalam menjalani keadaan ini, tak sedikit pun terlewatkan dari perhatian yang bermula dari sudut mata dan arah pandangku melihat betapa tingginya nilai sejarah yang telah tergoreskan di kota-ku tercinta, Sibolga. Aku menatap rekan-rekan yang sebagian baru ku kenal itu, dan sebagian lagi mereka yang sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk memulai aktivitas historis ini, merekalah teman dekatku, rekan-rekan seperjuangan, merekalah bagian sisi Germasi.
“Sibolga, memang sebuah kota kecil yang agak terpencil dari luasnya Indonesia yang menusantara. Tidak seperti itu pula menurutku tentang sumber daya alam ataupun manusia-nya, karena tempat kecil di republik ini diam-diam ternyata punya segudang harta yang merahasia. Mulai dari bahari nan elok dan sempurna hijau gunungnya. Masyarakatnya pun berkepribadian ramah dan bersahaja. Generasi mudanya potensial dan berjiwa membangun serta terpimpin oleh kaum penguasa yang adil dan bijaksana”.
Beranjak dari kesadaran ini, lamunanku tadi terlepas karena ramainya suasana mulai terasa. Ada banyak rekan yang telah direncanakan datang akhirnya berhasil mewujudkannya, bahkan yang terlupa untuk diundang pun mengingatkan kami secara langsung di momen itu. Ironis, tapi aku merasa bangga karena yakin acara yang kupimpin ini punya cita rasa yang berbeda, baru dan tak seperti biasanya.
Rata-rata kami disini adalah Mahasiswa, dominasi kedua adalah pemuda dan selebihnya para pejabat juga terselip awak media. Meski pengap karena berdesakan dan duduk berdekatan satu sama lainnya, namun tak ada kecendrungan untuk berpaling dari tempat duduknya masing-masing karena semua telah terpesona suguhan yang sempurna dari detik-detik mulai tergoresnya sejarah pergerakan Mahasiswa di Kota Sibolga tercinta, terutama saat beliau yang terhormat datang dan menyapa kami semua di aula yang terdekor indah ini.
Walikota dan anak buahnya serta Unsur Muspida Kota Sibolga beriring masuk dan duduk rapi di depan sana, kursi yang sengaja disiapkan untuk beliau-beliau yang terbiasa diistimewakan. Rekan yang lain siap dengan tangung jawab yang diemban dalam tugasnya dikepanitiaan, roman penuh percaya diri dalam ketegangan pun terlukis di wajah Ketua Umum Samsul Pasaribu yang berkontradiksi diraut wajah penuh kecermatan memperhatikan serta menikmati Andi Josua sekretarisnya sesaat protokol mulai membacakan tertib acara ini. Sementara aku masih tak berkutit dalam ketersudutan saat aku yang sebenarnya sedikit gugup mulai menipu diriku sendiri dengan kepercayaan diri yang tersisa. Terang saja, meski sudah biasa berorganisasi dan berorasi di depan umum atau menyampaikan gagasan secara verbal dan resmi namun baru kali ini aku menjadi orang yang punya tanggung jawab besar dalam acara yang sebenarnya menilai aku masih terlalu muda untuk melakukannya! Apalagi sebagai orang yang pertama memberikan laporan, aku harus siap menjaga martabatku dan Organisasi yang berjasa mengantarkan aku ke momen yang berkelas ini. Aku mesti hebat, sesuai dengan harapan semua orang yang telah sudi untuk percaya padaku.
Protokol, Nisa. Ia, memulai satu persatu tatib yang jadi agenda acara, mulai dari pembacaan do’a yang khusyuk diimami oleh Arya Wirawan Panjaitan (Sekretaris Germasi Dep.Wil Sibolga) melarutkan seisi ruangan dalam khidmatnya memanjatkan harapan yang ditujukan pada Tuhan.
Selanjutnya nada-nada yang menghempaskan diri pada lumuran semangat nasionalisme saat kumandang Indonesia Raya yang kami nyanyikan itu gempita dalam kumpulan suara dengan dirjen Donna.
“Irfan Arhamsyah Sihotang”. Namaku pun disebut dan mengharuskanku untuk menuju satu tempat di tengah ruangan yang sangat ramai kelihatannya namun aku akan menjadi titik perhatian mereka. Dalam perjalanan itu pun tak henti aku menyapa mereka yang ku lihat dengan senyuman dibarengi dengan langkah cepat yang ku usahakan tampak tegas. Aku mencapai podium dan mulai bersiap untuk berteriak:
“Hidup Mahasiswa!!! Hidup Rakyat Indonesia!!!”.
Aku memberitakan acara dan bercerita tentang pernak-pernik kegiatan yang kami namai dengan Diskusi Mahasiswa dan Pemuda 2011 (Dismahamuda) bertemakan “Meneropong Kota Sibolga Tahun 2012”. Inilah satu pencapaian yang terbaik yang pernah dilakukan Mahasiswa di Kota Sibolga menurutku. Dimana para Mahasiswa dan Pemuda keluar dari konteks kepentingan instansinya dan bersama-sama mencurahkan ide dan gagasannya kemudian membicarakan hal itu pada seluruh stakeholder pemerintahan guna mencapai sejahteranya Sibolga di masa depan.
Ketua Umum Germasi, pun menyuarakan kematangan stategi, jeli analisa dan jitu solusi Germasi untuk perbaikan Kota Sibolga di tahun 2012 dalam orasi pergerakannya tepat setelah saya dan Hendra S. (ketua KNPI) naik podium kehormatan itu.
Bapak H. M. Syarfi Hutahuruk mengisi kelanjutan acara dengan kuliah umum yang bermaterikan visi misi pemerintah kota tahun depan meski harus beberapa kali mengulas hal-hal yang sama seperti dahulu pernah diceritakannya untuk mencitrakan diri. Pun begitu, tetap ada kepuasan dari para peserta diskusi karena beberapa pernyataannya yang baru rilis di acara itu berbobot dan diceritakan secara rasioanal dan meyakinkan.
Namun, kepuasan pantang dimiliki Mahasiswa dan Pemuda yang akhirnya menghujani Walikota dengan deretan pertanyaan yang harus berebut didapati para peserta. Semuanya terlihat cerdas dalam menyampaikan substansi masalah dan pertanyaannya bahkan mereka tampil semangat hingga memicu keseriusan Walikota yang tetap santai menyematkan senyumnya.
Pers pun punya santapan lezat siang itu dengan padatnya pernyataan yang berpotensi menjadi kabar menarik itu ditengah-tengah kelaparan seluruh peserta dan juga panitia. Namun, inilah nilai dari perjuangan murni Mahasiswa itu menurut Germasi, saat tak ada lagi keluhan jika kita yakin ada hal yang lebih penting di detik ini untuk dilakukan daripada mengindahkan kelaparan atau I rasa jenuh sesaat. Seru itu lebih baik dari pada senang tapi tak seru. Germasi tampil sederhana namun bernilai luar biasa.
Diskusi berdurasi 3 jam itu pun berakhir dengan kepuasan masing-masin yang mencari kepuasan, termasuk saya dan kepanitian yang mulai merasa sukses. Sesi terakhir adalah mengabadikan momen bersejarah karena baru pertama kali terlaksana ini dengan perwakilan satu orang dari tiap organisasi yang datang.
Dan secara resmi Dismahamuda 2011 ditutup dengan nuansa keakraban dan kekerabatan yang terus diharapkan berkesinambungan menjadi manisnya rasa kekeluargaan dalam harapan indah menuju Sibolga Sejahtera di 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika pembaca ingin memberikan komentar tapi belum mempunyai akun google, silahkan mengomentari dengan profile "Anonymous"... dengan ketentuan menulis "e-mail" anda sebelum menulis komentar! Thanx